REALITA DAKWAH
Oleh Ismi Alawiah
“Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung”Q.S Ali Imran: 104)
Melalui ayat di atas Allah SWT. memerintahkan kepada umat Islam agar
diantara mereka ada sekelompok orang yang bergerak dalam bidang dakwah, apabila
telah nampak gejala-gejala perpecahan dan pelanggaran terhadap a gama, dengan
cara menyadarkan dan menyuruh manusia kepada perbuatan baik.
Secara fisik perkembangan dakwah di Indonesia mengalami perkembangan yang
signifikan, hal ini terbukti dengan adanya Da’i dan organisasi-organisasi yang
gencar menyerbarkan ajaran Islam ditengah lingkungan masyarakat. Akan
tetapi, mengapa Indonesia mengalami krisis moral dan transfer keilmuan yang
minim hasil?. Pertanyaan yang cukup simple, namun untuk mencari jawaban tidak
semudah membalikkan telapak tangan karena penyebabnya begitu kompleks.
Hal yang paling mendasar dari masalah ini adalah tertuju pada niat dan
keikhlasan dari para pelaku dakwah ( da’i). orang yang berniat sungguh-sungguh
ingin menyebar luaskan ajaran Islam, maka dia tidak akan mengharapkan imbalan
apapun dari apa yang telah dilakukannya. Namun secara tidak langsung dan tid ak
perlu diminta, mereka telah mendapatkan imbalan berupa pahala di akhirat.
Di zaman modern ini teknologi semakin canggih, pemanfaatan teknologi ini
pun sangat efektif bagi para aktivis dakwah untuk menyebarkan ajaran Islam
kepada masyarakat dalam waktu yang relatif singkat dan berskala luas, Akan
tetapi, realitanya berlawanan dengan target dakwah itu sendiri yaitu tidak bisa
merubah perilaku-perilaku masyarakat Indonesia dan pemahaman masyarakat
terhadap agama menurun, padahal di Indonesia ini, sudah banyak tenaga-tenaga
profesional dalam hal dakwah.
Hal mendasar dari masalah realita target dakwah itu sendiri adalah niat,
Karena niat memiliki peran utama dalam segala hal. Nabi SAW bersabda : “
setiap amal perbuatan ditentukan oleh niatnya”(HR. Muttafaq ‘alaih). Sebab
dasar adalah ikhlas, karena tanpa adanya keikhlasan dari pelaku dakwah, maka
seakan-akan apa yang telah dikerjakan sia-sia dan tidak akan membuahkan hasil
yang maksimal. Bukan hanya itu, a kan tetapi masih banyak lagi penyebab lain
yang dapat menggagalkan visi misi dakwah, kemungkinan besar dari objek dakwah,
pemahaman masyarakat terhadap agama dan lain sebagainya yang semua itu mutlak
diperlukan untuk membantu kelancaran dakwah.
Dari hal di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam melakukan
dakwah harus memenuhi persyaratan-persyratan yang ada, demi suksesnya kegiatan
dakwah. Kita sebagai umat beragama utamanya umat islam, mari kita berdakwah
sebagaimana anjuran dalam al-qur’an surat al-imran ayat 104 agar selalu beramar
ma’ruf nahi mungkar agar menjadi orang yang beruntung.
Dakwah itu indah tetapi tidak mudah
Bagaimana tidak, Allah membeli dari mereka yang telah menyediakan diri
mereka di jalan dakwah dengan syurga (At Taubah 111). Namun resiko dakwah juga
tidak kecil. Bala tentara jahiliyah tentunya tidak akan diam. Pada titik
terendah mereka dapat saja membiarkan dakwah Islam hidup tanpa wacana jihad.
Sementara di titik lain, mereka menginginkan umat tahu bahwa mereka Islam,
tanpa kesetiaan lagi kepada Islam.
Di jalan dakwah ini banyak yang gugur. Gugur karena futur atau gugur karena
tekanan dari musuh dakwah. Ustadz Musthafa Masyhur pernah mengatakan bahwa di
jalan dakwah ini telah banyak dai yang syahid dengan mengorbankan jiwa dan raga
mereka. Resiko itu mereka ambil oleh karena janji Allah.
Jadi, hidup dan menjadi dai adalah nikmat yang dikaruniakan Allah tidak
kepada sembarangan orang. Namun syaratnya cukup ringan, Anda siap mengorbankan diri
dan harta Anda di jalan Allah dalam menyebarluaskan ajaran Islam kepada umat
manusia di seluruh alam semesta? Andakah orangnya ? wallahu a’lam
Komentar
Posting Komentar