PIDATO

Syukur Nikmat
Alhamdulillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzubihi min syururi anfusina wamin sayiaati a’maalina, mayahdillah falamudillalah, wamayudlil fala hadialah, asyhadu allailahaillalloh, wahdahulasyarikalah, waasyhaduanna muhammadan ‘abduhu warosuluhu la nabiya ba’dah. Allohumma sholli wasallim ‘ala nuril anwar, wasirril asror, watiryaqil aghyar, wamiftahi babil yasar, sayidina muhammadinil mukhtar, wa alihil athhar, wa ashhabihil akhyar, ‘adada ni’amillahi waifdholih. Amma ba’du.
Hadirin yang dirahmati Allah Swt. Kehidupan kita dimuka bumi ini tentu tidak akan luput dari nikmat yang telah Allah berikan. Apabila ada seseorang yang memberi kepada kita, kita tentu saja akan berterima kasih kepada orang tersebut, Apalagi jika Allah Swt yang memberi kepada kita, sudah seharusnya kita berterima kasih kepada Allah dengan bentuk syukur, seperti yang paling sederhana  dengan mengucapkan Alhamdulillah. Karena dengan bersyukur Allah akan menambah nikmat kita, sebagaimana Firman Allah Swt. dalam Q.S Ibrahim yang artinya :  Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Hadirin yang dirahmati Allah kita tidak ingin masuk golongan orang yang kufur atas nikmat Allah, Maka sepatutnya kita harus menumbuhkan rasa syukur kepada Allah. Seperti yang telah dijelaskan dalam surah Ibrahim ayat 7 bahwa orang yang kufur atas nikmat Allah akan menerima azab yang pedih. Contoh bencana banjir bandang di Garut, mungkin bagi sebagian orang yang tidak pernah bersyukur itu merupakan sebuah azab dari Allah, oleh karena itu janganlah kita menjadi orang yang kufur nikmat.
Kemudian dengan selalu bersyukur, kita tidak akan mempunyai rasa sombong dan angkuh, kita juga akan menyadari bahwa semua yang dimiliki itu hanya milik Allah semata, dengan begitu kita akan menyadari betapa beruntungnya diri kita dibanding orang lain, seperti pepatah mengatakan “janganlah memandang keatas, tapi cobalah memandang kebawah, karena dari situlah kita akan tersadar bahwa seberuntungnya diri kita dibanding orang lain”. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a Dia berkata, Rasulullah Saw bersabda :
وَلاَ مِنْكُمْ أَسْفَلَ مَنْ الىَ اُنْظُرُوْا : وَسَلَمَ عَلَيْهِ صَلَّ االلهُ رَسُوْلُ قَالَ: عَنْهُ اللهُ رَضِيَ هُرَيْرَةَ أَبِي عَنْ عَلَيْكُمْ اللهُ نِعْمَةَ تَزْدَرُوْا لاَأَنْ اَجْدَرُ فَهُوَ فُوْقَكُمْ مَنْ اْلَىَ تَنْظُرُوْا.
Artinya :”Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada diatas kalian, supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang dianugrahkan kepada kalian.
Hadirin yang dirahmati Allah, pengungkapan rasa syukur meliputi tiga hal, yang pertama mengakui nikmat dalam batin, bahwa kita meyakini apa saja yang telah kita rasakan itu adalah pemberian Allah. Kedua kita senantiasa mengingat atau menyebut-nyebut kemurahan dan nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita,
Kalau kita perhatikan disekitar kita, betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada hambanya, sampai nikmat terbesar yaitu nikmat iman dan islam. Kita tidak akan mampu untuk menghitungnya, semua itu karena nikmat Allah sangat banyak.
Hadirin yang dirahmati Allah, Allah Swt tidak secara tiba-tiba menurunkan rezeki-Nya langsung dari langit, tetapi salah satunya bisa melalui perantara manusia, maka dari itu sudah sepatutnya kita berterima kasih kepada manusia itu, karena ketika kita berterima kasih kepada orang, sejatinya kita berterima kasih juga kepada Allah, sebagaimana dalam hadits :
وَمَنْ لاَيَشْكُرُ النَّاسَ لاَيَشْكُرْاللهُ.
Artinya :”barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Tuhan”. (H.R. Ahmad dan Baihaqi)
Hadirin yang dirahmati Allah, Jadi kita sebagai Mahluk yang diciptakan oleh Allah Swt, yang telah memberikan kita nikmat yang begitu melimpah, mulai dari nikmat yang sederhana sampai nikmat yang besar, maka sepatutnya kita harus selalu besyukur, agar kita tidak menjadi orang yang kufur. Seperti dalam pantun :
Jalan-jalan ke Dipati Ukur
Jangan lupa beli bubur
Selalulah belajar bersyukur
Niscaya rezeki tambah subur
Mungkin sekian pidato yang dapat saya sampaikan, dengan harapan semoga kita tidak termasuk orang yang kufur nikmat  dan senantiasa selalu menjadi orang yang bersyukur.
                                         
وَاللهُ الْمُوَافِقُ اِلَى اَقْوَامِ الطَّارِقْ و السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA DAKWAH MEREKAYASA SOSIAL UMAT ISLAM

PIDATO ANALOGI

BASA SUNDA