RESENSI NOVEL


 Identitas buku:

Judul : Dilan
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Mizan
Genre : Romance
Tebal : 332 Halamam
ISBN : 978-602-7870-41-3
Harga : Rp59.000,00


Sinopsis
C
inta dan SMA. Itu adalah dua hal yang berbeda secara sifat, wujud dan rupa. Tapi jika dipersatukan akan melebur menjadi spektrum rasa bagi siapapun yang mengalaminya. Menjadikan dunia yang masih terasa abu menjadi lebih berwarna. Manis, asam dan pahit “cinta” berpadu bersama gejolak muda putih-abu. Selalu mengguratkan kisah penuh memory yang tak akan habis untuk dikenang sampai kapanpun. Cinta dan SMA, siapapun berhak memilikinya.
“Cinta itu indah, jika bagimu tidak, mungkin kamu salah milih pasangan”.
Milea, nama lengkapnya Milea Adnan Hussain dari pasangan keluarga Bapak Hussain dan Ibu Marissa Kusumarini. Ia adalah  siswi asal Jakarta, yang baru hijrah ke Bandung tepatnya daerah Buah Batu. Semula, semua terasa biasa sampai seorang siswa tak dikenal (Dilan) menyapanya di sekolah. Berawal dari ramalan si siswa tak dikenal itu (Dilan), hari-hari Milea menjadi tak sama lagi tanpa pernah ia duga sebelumnya.
Dilan mencoba memikat Milea dengan cara-cara yang unik yang tidak dilakukan oleh semua orang. Contohnya bagaimana ketika Milea berulang tahun,Dilan menghadiahi sebuah buku TTS yang telah seluruhnya diisi olehnya, dilengkapi dengan gambar cover depan wanita jepang yang sudah ditambakan kumis dan jenggot dan juga balon, kata pada wanita jepang tersebut seolah-olah wanita di cover tersebut yang berbicara : "Milea, ada titipan ulangtahun nih dari Dilan. Panjang umur katanya, dia sayang. Dan dilalamnya ada selembar kertas berisi tulisan dengan pesan sbb :

"SELAMAT ULANG TAHUN, MILEA.
INI HADIAH UNTUKMU. CUMA TTS.
TAPI SUDAH KUISI SEMUA.
AKU SAYANG KAMU
AKU TIDAK MAU KAMU PUSING
KARENA HARUS MENGISINYA.
DILAN!"
(Dilan – hlm. 72)

Dan ketika Milea sakit, alih-alih membelikan obat, Dilan menunjukkan perhatiannya dengan tiba-tiba mengirim tukang pijat ke rumah Milea. Atau bagaimana Dilan mengirim cokelat buat Milea lewat tukang koran, dan yang agak konyol adalah bagaimana Dilan menulis surat pada tetangga sebelah yang isinya meminta izin untuk mencintai Milea. Itulah kelakuan Dilan yang melibatkan semua orang dalam mendapatkan cintanya Milea, namun dengan demikian Milea merasa senang dengan perlakuan unik Dilan untuknya, padahal Milea sudah mempunyai seorang pacar di Jakarta yang bernama Beni.

Selain itu, Dilan juga pernah mencoba untuk meramal Milea.“Aku ramal, nanti kita bertemu dikantin.” (Dilan– hlm. 20).
Sayang sekali, ramalannya salah. Hari itu, Milea tidak ke kantin karena harus membicarakan urusan kelas dengan teman-temannya.Sebuah trik sederhana tapi bikin senyum dipilih Dilan untuk kembali menarik perhatian Milea. Bukan karena itu saja Dia mengirim Piyan untuk menyampaikan suratnya yang berisi :
“Milea, ramalanku, kita akan bertemu di kantin, ternyata salah. Maaf. Tapi aku mau meramal lagi : Besok, kita akan ketemu.” (Dilan – hlm. 22).
Ternyata besok yang dimaksud Dilan itu hari minggu. Nggak mungkin, kan mereka bertemu? Tapi, ternyata kali ini benar. Dilan datang ke rumah Milea untuk menyampaikan surat undangan yang berisi :
Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan ini, dengan penuh perasaan, mengundang Milea Adnan untuk sekolah pada : Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu.” ( Dilan – hlm. 27)
Hal-hal iseng yang sederhana itu nyatanya bisa membuat Milea tersenyum, dan perlahan mulai menaruh perhatiannya pada Dilan. Sampai-sampai, sejenak dia lupa, ada Beni pacarnya di Jakarta. Tetapi Milea tak ingin kehilangan Dilan. Baginya, Dilan seperti sesuatu yang bisa membuat hari-harinya berwarna, karena kekonyolan dan kelakuannya itu yang sangat unik. Namun, dia tampak sangat jahat pada Dilan, karena dia mau menerima perhatian Dilan, padahal dia sudah ada yang punya. Akan tetapi akhirnya Milea berani memutuskan Beni pacarnya yang ada di Jakarta itu karena hatinya telah terpaut oleh Dilan .
Setelah mereka jadian, malah semakin lama mereka tidak seromantis seperti waktu mereka bertemu, Dilan yang kini suka menghilang entah kenapa Dia malah semakin jauh dengan Milea.
Dilan yang dulunya jarang berkelahi kini Ia sering berkelahi dan bolos sekolah sehingga kepala sekolah pun akhirnya mengeluarkan Dia dari sekolah.

Keunggulan dari Novel Dilan:
Novel Dilan karya Pidi Baiq ini sangat bagus. Ceritanya yang tidak membuat si pembaca bosan dengan kelakuan tokoh seseorang yang baernama Dilan walaupun Dia merupakan salah satu  anak geng motor tetapi selalu membuat kekonyolan-kekonyolan yang tak semua orang bisa berprilaku demikian.
Bukan karena cerita atau tokohnya saja yang bagus dari novel ini tetapi dilihat dari segi yang lainya juga terlihat bagus, seperti sampul bukunya yang unik dengan desain yang sederhana. Novel ini juga di lengkapi dengan gambar-gambar tokoh di depanya dan ilustrasi adegan tokoh di beberapa halaman yang ada di dalam novel ini.
Kata-katanya yang tidak sulit sehingga pembaca mudah mengerti dengan alur ceritanya,walaupun kata-katanya sediki ngawur tetapi kengawuran dan keabstrakan nya itu lah yang bikin novel Dilan ini seru, dan juga dilengkapi dengan puisi-puisi.

Kelemahan dari novel Dilan
Kelemahan dari novel Dilan ini mungkin karena  sosok Dilan yang digambarkan agak terlalu sempurna, walau sebagai salah seorang anggota gank motor.
kemudian tokohnya yang terlalu banyak sehingga pembaca tidak bisa menghapal semua tokoh yang ada didalam ceritanya, dalam novel ini hanya dilengkapi dengan gambar-gambar yang kurang sesuai dengan imajinasi yang ada dalam alur ceritanya,

Cerita novel Dilan ini kebanyakan konfliknya tentang perkelahian anak geng motor. Di dalam novel ini juga ada beberapa kalimat yang terasa aneh kadang malah tidak nyambung, mungkin karena latar waktunya tahun 1990-an. Selain itu yang menjadi kelemahan dari novel ini adalah cerita endingnya yang kurang menarik sehingga si pembaca kurang puas karena cerita akhirnya itu tidak serame atau semenarik waktu cerita awal.

Tanggapan Peresensi
            Menurut saya sendiri novel Dilan karya Pidi Baiq merupakan salah satu novel yang kini sangat di gemari oleh para remaja, bahkan sampai ada yang membaca berulang-ulang. Didalam novel ini Sosok Dilan memang sangat menarik, saking menariknya bahkan mungkin ada pembaca yang ingin menjadi seperti Dilan. Tidak salah memang, tapi apa yang saya tangkap disini adalah bahwa Dilan tidak mengajarkan pembaca untuk menjadi Dilan. Justru Dilan mengajak pembaca untuk menjadi diri sendiri. Seperti yang ia bilang dalam sebuah dialog bersama Milea, bahwasanya setiap orang itu berbeda-beda. Ada yang begini. Ada yang begitu. Tak bisa sama atau disama-samakan. Oleh karena itu tetaplah jadi diri sendiri.










Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA DAKWAH MEREKAYASA SOSIAL UMAT ISLAM

PIDATO ANALOGI

BASA SUNDA