KAMPUNG CIREUNDEU

PENELITIAN MENGENAI PERKEMBANGAN EKONOMI DAN TEKNOLOGI MASYARAKAT CIREUNDEU
            Kampung Cireunde merupakan sebuah perkampungan yang berada diwilayah cimahi tepatnmya di kelurahan Leuwi Gajah. Dimana asal mula nama kampung cireundeu ini berasal dari kata “Ci” yang berarti air dan “Rendeu” yang berarti pojon Reundeu. Karena sebelumnya dikampung ini banyak sekali populasi pohon besar salah satunya pohon Reundeu. Menurut masyarakat adat Cireundeu kebudayaan Sunda bukanlah sekedar kebudayaan seperti wayang golek, calung dan lain sebagainya tetapi menurutnya kebudayaan adalah mikir amit ngala menta yang berarti orang Sunda itu punya kebiasaan selalu berpamitan ketika akan melakukan sesuatu hal, dimana gagasan tersebut muncul pada tahun 1918.
            Masyarakat Cireundeu mempunyai konsep kampung adat yang membagi daerah atau alam menjadi tiga bagian yaitu:
1.      Leuwung Larangan, yaitu hutan yang harus dijaga dan dilestarikan dengan tidak boleh menebang pepohonanya karena pohon bertujuan untuk menyimpan cadangan air khususnya untuk masyarakat Cireundeu.
2.      Leuweung Tutupan, yaitu hutan yang digunakan untuk reboisasi, sehingga masyarakat dibolehkan yntuk menebang pohon untuk kepentingan tertentu tetapi masyarakat tersebut harus menanamnya kembali.
3.      Leuweung Baladahan, yaitu hutan yang digunakan untuk berkebun masyarakat Cireundeu.

            Ada satu hal yang menarki dari kebiasaan masyarakat adat kampung Cireundeu, yaitu dimana masyarakat kampung tersebut tidak memakan nasi dan yang dijadikan makanan pokoknya adalah singkong. Kenapa demikian? Karena masyarakat Cireundeu mempunyai sawangan dari jaman dahulu hingga sekarang yang dinyatakan dengan pribahasa “daerah teh bakal herin kutangtung” artinya tangtung disini adalah bahwa wilayah ini akan penuh oleh manusia juga dengan bangunan, dimana sawah yang dulunya luas, sekarang sudah banyak dijadikan pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan yang terdapat dimana-mana. Sehingga dengan adanya sawangan seperti itu masyarakat Cirendeu berpikir, bahwa ketika sawah-sawah dijadikan suatu bangunan atau tempat lainnya, maka nanti nasi sebagai makanan pokok akan menjadi susah atau bahkan krisis seperti jaman sekarang pun masyarakat Indonesia telah tergantung pada nasi yang dimana sekarangpun Indonesia sebagai negara agraris telah menginfor beras dari luar negeri karena jumlah produsen sama produksi tidak seimbang. Oleh karena itu, dinyatakanlah singkong sebagai makanan pokok masyarakat adat kampung Cireundeu tepatnya pada tahun 1984.
Singkong yang menjadi makanan pokok masyarakat Cireundeu pun tidak sembarang singkong yang banyak ditemukan didaerah-daerah lain. Tetapi singkong disini adalah singkong yang dipanen tidak boleh lebih atau kurang dalam satu tahun. Singkongnya pun bukan singkong yang enak yang biasa dimakan orang lain tetapi singkong yang dinamakan karihil dan garnalis. Dimana singkong karihil merupakan singkong yang tidak bisa dimakan karena ada sianidanya yang kemudian akan hilang racunnya apabila sudah tercampur dengan air atau sudah diperas, kemudian dijemur selama dua hari dan ditumbuk sehingga dapat menjadi tepung. Dimana ada tiga tipe tepung singkong, yaitu kasar (yang dibuat nasi), agak kasar (yang dibuat aug), dan lembut (yang dibuat menjadi terigu).
            Adapun kesenian yang yang berkembang pada masyrakat adat kampung Cireunde yaitu diantaranya sebagai berikut:
1.             Kecapi Suling
2.             Angklung Buncis
3.             Karining Cilengkung
4.             Gamelan
5.             Pencak silat dan
6.             Jaipongan dengan hanya memakai kaset.
Biasanya kesenian tersebut digelarkan pada puncak syura atau ketika ada tamu yang ingin melihat pergelaran kesenian tersebut. Menurut masyarakat adat Cireundeu bahwa kesenian merupakan sebagian dari budaya. Dan didalam masyarakat Cireundeu pun tidak dikenal dengan menggurui atau mengajarkan, hanya mencontohkan apa yang dapat dilakaukan dan apabila ada yang berminat dicontohkan apabila tidak ada, maka tidak memaksa harus mengikuti atau maksa untuk mengajarkannya.
             

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA DAKWAH MEREKAYASA SOSIAL UMAT ISLAM

PIDATO ANALOGI

BASA SUNDA